JAKARTA – Harga emas turun lagi pada akhir perdagangan Selasa. Ini menjadi penurunan dalam tujuh hari berturut-turut.
Harga emas juga menetap di level terendah dalam lebih dari sebulan, karena imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS naik setelah rilis data ekonomi lebih baik dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot USD8,80 atau 0,45% menjadi USD1.935,20 per ons. Sebelumnya emas menyentuh tertinggi sesi di USD1.944,0 dan terendah di USD1.927,50.
“Emas terus menurun sejak pertengahan Juli dan tren bearish itu sepertinya belum berakhir karena raja dolar kembali,” kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, dikutip dari Antara, Rabu (16/8/2023).
Emas telah menderita selama sebulan terakhir karena greenback telah naik sementara imbal hasil obligasi global telah meningkat. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik ke level intraday tertinggi sejak November pada Selasa (15/8), bertambah empat basis poin menjadi 4,229%. Indeks dolar turun 0,1% menjadi 103,13.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS yang disesuaikan secara musiman tumbuh 0,7% pada Juli dari Juni, laju yang lebih cepat dari kenaikan 0,3% yang direvisi naik pada Juni dan di atas ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 0,4%.
Data ekonomi lainnya yang dirilis Selasa (15/8) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga impor AS naik 0,4 persen pada Juli, kenaikan terbesar sejak Mei 2022. Para ekonom memperkirakan kenaikan 0,2 persen.
Baca Juga: 7 Keunggulan Mobil Innova Reborn, Wajib Tahu Sebelum Beli!
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Quoted From Many Source