JAKARTA – Hajjah Noerijah adalah seorang saudagar wanita asal Kotagede, Yogyakarta. Walau sudah mulai terlupakan, jasanya selalu membekas bagi bangsa Indonesia pasca Kemerdekaan.
Keluarga Noerijah memiliki sebutan ‘Saudagar Kalang’ yang identik atas harta kekayaannya. Pada suatu transkrip sejarah yang ditulis oleh Claude Guillot, Prawirosoewarno ayah dari Noerijah membangun kompleks perumahan khusus di Tegalgendu untuk keluarga dan kerabatnya dengan kaca hias, mosaik dan tegel megah yang bergaya Eropa.
Di masa itu, sumber kekayaan para Saudagar Kalang Tegalgendu berasal dari belasan rumah gadai dan hasil penjualan produksi emas rumahan mereka. Diperkirakan penghasilan bersih masing-masing rumah gadai itu mencapai 3.000 gulden per bulannya.
Lalu bermodalkan ilmu yang diajarkan neneknya, Fatimah. Noerijah memulai bisnis berlian di kalangan keluarga keraton Jawa Tengah. Keputusan ini dibuat setelah ada penawaran dari Javanesche Bank tentang jalinan dagang berlian dari Antwerpen, Belgia—beberapa sumber mengatakan dari Belanda.
Beberapa tahun berselang, bisnis berlian Noerijah semakin berkembang pasca Perang Dunia I. Dia bersama keluarganya mulai merambah segmen pasar orang kaya luar keraton dan toko-toko emas besar di Kotagede.
Seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hubertus van Mook, yang kala itu sedang ditugaskan menjadi penasihat urusan pertanahan di Yogyakarta turut mengagumi besarnya skala dagang Saudagar Kalang di Tegalgendu.
“Kotagede barangkali menjadi pusat perdagangan berlian terbesar di Hindia Belanda,” aku van Mook, pada kesempatannya ketika bertamu ke rumah Kalang milik keluarga Noerijah, 1926.
Baca Juga: 7 Keunggulan Mobil Innova Reborn, Wajib Tahu Sebelum Beli!
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Quoted From Many Source